Rabu, 25 Februari 2015

Bersyukur



BERSYUKUR SETIAP SAAT
Namaku           : Nurul Hayati Frana
NoPeserta ku   : xii – 098- 041
            Dari begitu bangun pagi dikamar lantai atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan terima kasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali . dalam satu hari? Berapa kali saya berterima kasih dan bersyukur di  dalam hati ? berapa kali yang saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bias 50 sampai 100 kali, bisa jadi lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak praktis kedengaranya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan satu hari? Bahakan ratusan kali? Jawabanya mudah saja: dengan berterima kasih dan bersyukur, kita selalau mencrai sisi positif dari segala sesuatu. Dengan mencari sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam setitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan (believe) bahwa memang benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasari oleh keyakinan ini, termasuk persepsi diri kita sebagai personifikasi dari sampai kapan  sukses. Lantas,perlu mengucapkan terima kasih dan bersyukur berpuluh-puluh kali tersebut? Sepanjang hayat.
Ah tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian. Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, mungkin dengan mengubah mindset (pola pikir) maka segala factor eksternal yang sering menjadi atribut orang sukses akan dating dengan sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterima kasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apapun. Intinya hanya satu, yaitu kemauna keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang and dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib akan berubah dalam sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan jembatan kita ke dalam hati orang itu.
Terima Kasih” tidak akan pernah ditolak oleh orang lain, malah biasanya dismabut dengan senyum lebar dan hati yang sedikit lebih lembut dari pada sebelumnya. Ini saja sudah magnit yang bias membantu kita semua dalam memproyeksikan diri yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keraguan-keraguan dan ke-engganan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi luar biasa, maka sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadi personifikasi dari sukses itu sendiri . Aamiiin …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar